Bugenvil.
Sample berulang, akapela puan
Gelas tuk tuang kisah rasa cuka
Kenko trus melukis atas kertas buram
Telfonku berdering, “apakah kau lupa…
denganku?” Ucap temanku selepas,,
..tonton fotoku atas panggung megah, uh
Dihari ketujuh dalam seminggu, uh
Gendong ransel, pedal kukayuh, (uh) roda lewati jalan berliku
Berbahu pohon ,di tepi danau biru
Pada air ku bercermin,,
Renung teman yang semakin menyepi
Renang dikepala,, kepalan ku isi intan, bintang kau bilang,, sebab media cetak wajah?
Dan terdengar lantang
Vokal di radio, dulu hanya angan
Angka di rekening tak slalu bertambah
Sehabis puisi aku rapal
Tak konsisten tambal lambung yang lapar
Mekar esokkan
Lepas bengkok yang
Lama bertahan, betah henti akhir
Ku yang anti akhir
Uh “Puisinya manis, namun tak dengan karir”
Uh, Bagai tanam bugenvil, pasti kan ada hasil
Yang ku ahli-tetap kulatih,.
Hingga wajah tak lagi asing, uh
Mic sampai bosan dengar kisahku
Harap nasib lebih dari lampu
Raihan. jumpa kenko jadi album
Tak ada yang cacat, debut sampai kaktus
Bagai minuman teh, yakin nama harum
Gaduh dengan waktu,.
Emas terus kucangkul
Jarum jam terus berlari, pantang ku jadi patung, uh
Di jalan berkabut langkah tanpa pandu
Arus coba seret tapi aku berat
Kertas kulipat agar mudah terbang
Resah ‘kan kusimpan
Sperti klopak bunga yang ‘kan jadi layu
Mekar esokkan
Lepas bengkok yang
Lama bertahan, betah henti akhir
Ku yang anti akhir