Titik Terendah/Titik Tertinggi
Kau tau titik rendahku
kau tau ttitk lemahku
kau tau diluar ku liar
tapi anak baik di rumamu
apa kau rasa berkaca
melihat dirimu yang remaja
kakek bilang kau yang paling sopan
api dijalanan jadi ali topan
jarang kita bisa berbicara
mungkin sudut pandang kita lain arah
tapi kupelajari semua cara cara
tuk jadi laki laki yang sebenarnya
keras kepala dan kau juga
saat muda berulah dan kau juga
terlalu banyak kesamaan denganmu
bimbing aku belajar dari kesalahanmu
kumasih harus berjuang
tuk capai semua tujuan
kuharap kau relakan
cita cita masa kecilku
kuharap kau biarkan aku menemukan diriku
kau tau titik rendahku
kau tau ttitik lemahku
kau tau di luar ku liar
kau familiar dengan tingkahku
biar aku bertualang
tidak pulang satu malam
aku bilang ku dijalan
masih pesta ku di dalam
kau tau bila ku pura pura
bila ku bersedih saat senda gurau
simpan kisah bila ku gelisah
lalu kau dapati ku sedang terisak
yang kusuguhkan ke dunia
kadang bukan ku yang sesungguhnya
mungkin orang lain tak bisa maklumi
tapi kau yang lahirkan diriku ke bumi
Namamu,pesanmu,doamu
Namamu,pesanmu,doamu
Namamu,pesanmu,doamu
Namamu,pesanmu,doamu
Semua lebih berat saat menanjak
Dari titik terendah ke titik tertinggi
ibu diujung telfon anaknya diujung tanduk
banyak pertanyaan datang menyeruduk
kapan kamu lulus kapan kamu wisuda
juli atau agustus tetangga kita sudah
jangan dibanding banding
ini bukan tanding tanding
aku numero uno nama depan bukan sandi
ibu bertanya mau jadi apa nanti
karena suka menggambar melukis bagai affandi
masuk jurusan seni aku mulai jarang mandi
tapi nama aku harum karena lirik aku wangi
dari bar ke bar cara hidup mulai barbar
arang berkabar rambut seprti ahmad albar
kini punya gelar sperti tikar di pantai
cari kerja dimana aku sempat berandai
buat labum cari panggung mungkin itu caraku
tak jadi lamar kerja aku lamar pacarku